PROSES
SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
1.
Pendahuluan
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat
apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh
timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dst.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan
sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
1.
Interaksi
Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga
dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok
manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya
tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi
benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi
sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua
belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak
berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Berlangsungnya
suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
1.
Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah
bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berlaku
1.
Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila
seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya
yang kemudian diterima oleh pihak lain.
1.
Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan
kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena
kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
1.
Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses
dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan
memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati
adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
1.
Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
dengan kelompok.
Dua
Syarat terjadinya interaksi sosial :
1.
Adanya kontak sosial (social
contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaituantarindividu,
antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat
pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2.
Adanya Komunikasi, yaitu seseorang
memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin
disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi
terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum(artinya
bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara
hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi
apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak perlu
berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan
teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat
dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu
kontak.
Kontak
sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :
1.
Adanya orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila
anak kecil mempelajari kebuasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi
melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru
mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.
1.
ada orang perorangan dengan suatu
kelompok manusia atau sebaliknya
kontak sosial ini misalnya adalah
seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma
masyarakat atau apabila suatu partai politik memkasa anggota-anggotanya
menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.
1.
Antara suatu kelompok manusia dengan
kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik
mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umumu.
Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari
tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang
bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat
negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak
menghasilkan suatu interaksi sosial.
Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak
perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat
dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat
dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst.
Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gera-gerak
badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan
suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain
atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi
apa yang dilakukannya.
1.
Kehidupan
yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi
sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation).
Kehiduapan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk
mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat
disebaban karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan
dengan orang-orang lainnua. Padahal perkembangan jiwa seseorag banyak ditentuan
oleh pergaulannya dengan orang lain.
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena
cacat pada salat satu indrany. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa
kepribadian orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang
terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami
perasaan rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan
kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama
sekali.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal
hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga
kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang
tertinggi), dapat pula terjadi.
1.
Bentuk-bentu
Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan
atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu
penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk
sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum
tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari
interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu
merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan
kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian
untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas
lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat
adanya interaksi sosial :
1.
Proses-proses
yang Asosiatif
1.
1.
Kerja Sama
(Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama
tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan
bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari
mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam
pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan
selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja
sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang
merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada
hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley”kerjasama
timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya
organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk
kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut
lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
1.
Kerjasama Spontan (Spontaneous
Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2.
Kerjasama Langsung (Directed
Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
3.
Kerjasama Kontrak (Contractual
Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4.
Kerjasama Tradisional (Traditional
Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
1.
Kerukunan yang mencakup
gotong-royong dan tolong menolong
2.
Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3.
Kooptasi
(cooptation), yakni suatu proses penerimaan
unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan
dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
4.
Koalisi (coalition), yakni
kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang
sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara
waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut
yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama
adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
5.
Joint
venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara,
perfilman, perhotelan, dst.
1.
1.
Akomodasi
(Accomodation)
Pengertian
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk
pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada
keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan
yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu
perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses
dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi.
Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya
saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi
ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya.
Tujuan
Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.
Untuk mengurangi pertentangan antara
orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
2.
Mencegah meledaknya suatu
pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
3.
Memungkinkan terjadinya kerjasama
antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial
psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal
sistem berkasta.
4.
mengusahakan peleburan antara
kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk
Akomodasi
1.
Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena
adanya paksaan
2.
Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
3.
Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak
yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5.
Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
6.
Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
7.
Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
Hasil-hasil
Akomodasi
1.
Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat
Akomodasi dan intergrasi masyarakat
telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih
pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru.
1.
Menekankan Oposisi
Sering kali suatu persaingan
dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak
lain
1.
Koordinasi berbagai kepribadian yang
berbeda
2.
Perubahan lembaga kemasyarakatan
agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah
3.
Perubahan-perubahan dalam kedudukan
4.
Akomodasi membuka jalan ke arah
asimilasi
Dengan adanya proses asimilasi, para
pihak lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka
lebih mudah untuk saling mendekati.
Asimilasi
(Assimilation)
Asimilasi
merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses
Asimilasi timbul bila ada :
1.
Kelompok-kelompok manusia yang
berbeda kebudayaannya
2.
orang-perorangan sebagai warga
kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama
sehingga
3.
kebudayaan-kebudayaan dari
kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling
menyesuaikan diri
Beberapa
bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi
yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini
1.
Interaksi sosial tersebut bersifat
suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku
sama
2.
interaksi sosial tersebut tidak
mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan
3.
Interaksi sosial tersebut bersifat
langsung dan primer
4.
Frekuaensi interaksi sosial tinggi
dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan
dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering
dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
1.
Toleransi
2.
kesempatan-kesempatan yang seimbang
di bidang ekonomi
3.
sikap menghargai orang asing dan
kebudayaannya
4.
sikap tebuka dari golongan yang
berkuasa dalam masyarakat
5.
persamaan dalam unsur-unsur
kebudayaan
6.
perkawinan campuran (amaigamation)
7.
adanya musuh bersama dari luar
Faktor
umum penghalangan terjadinya asimilasi
1.
Terisolasinya kehidupan suatu
golongan tertentu dalam masyarakat
2.
kurangnya pengetahuan mengenai
kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan
faktor ketiga
3.
perasaan takut terhadap kekuatan
suatu kebudayaan yang dihadapi
4.
perasaan bahwa suatu kebudayaan
golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau
kelompok lainnya.
5.
Dalam batas-batas tertentu,
perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi
salah satu penghalang terjadinya asimilasi
6.
In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In
Group Feelingberarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu
terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
7.
Gangguan dari golongan yang berkuasa
terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami
gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
8.
faktor perbedaan kepentingan yang
kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan
sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut
terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat
istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.
1.
Proses
Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional
proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada
setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan
sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara
berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan
tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk
tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu
pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk,
yaitu :
Persaingan
(Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu
proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan
cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada
tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
1.
Bersifat Pribadi : Individu,
perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
2.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya
terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di
suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk
persaingan :
1.
Persaingan ekonomi : timbul karena
terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
2.
Persaingan kebudayaan : dapat
menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
3.
Persaingan kedudukan dan peranan :
di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk
diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan
terpandang.
4.
Persaingan ras : merupakan
persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah
terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan
dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
1.
Menyalrkan keinginan individu atau
kelompok yang bersifat kompetitif
2.
Sebagai jalan dimana keinginan,
kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian,
tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
3.
Sebagai alat untuk mengadakan
seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan
individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
4.
Sebagai alat menyaring para warga
golongan karya (”fungsional”)
Hasil
suatu persaingan terkait erat dengan pelbagai faktor berikut ini ”
1.
Kerpibadian seseorang
2.
Kemajuan : Persaingan akan mendorong
seseorang untuk bekerja keras dan memberikan sahamnya untuk pembangunan
masyarakat.
3.
Solidaritas kelompok : Persaingan
yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling menyesuaikan diri dalam
hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
4.
Disorganisasi : Perubahan yang
terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada
struktur sosial.
Kontraversi
(Contravetion)
Kontravensi
pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurutLeo
von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
1.
yang umum meliputi perbuatan seperti
penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
2.
yang sederhana seperti menyangkal
pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran,
mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
3.
yang intensif, penghasutan,
menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
4.
yang rahasia, mengumumkan rahasian
orang, berkhianat.
5.
yang taktis, mengejutkan lawan,
mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh
lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi,
intimidasi, dst.
Menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1.
Kontraversi generasi masyarakat :
lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat
cepat
2.
Kontraversi seks : menyangkut
hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3.
Kontraversi Parlementer : hubungan
antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang
menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan,
dst.
Tipe
Kontravensi :
1.
Kontravensi antarmasyarakat
setempat, mempunyai dua bentuk :
1.
Kontavensi antarmasyarakat setempat
yang berlainan (intracommunity struggle)
2.
Kontravensi antar golongan-golongan
dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
1.
Antagonisme keagamaan
2.
Kontravensi Intelektual : sikap
meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang
tinggi atau sebaliknya
3.
Oposisi moral : erat hubungannya
dengan kebudayaan.
Pertentangan
(Pertikaian atau conflict)
Pribadi
maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri
badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya
dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab
musabab pertentangan adalah :
1.
Perbedaan antara individu
2.
Perbedaan kebudayaan
3.
perbedaan kepentingan
4.
perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan
merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan
mempunyai beberapa bentuk khusus:
1.
Pertentangan pribadi
2.
Pertentangan Rasial : dalam hal ini
para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang
menimbulkan pertentangan
3.
Pertentangan antara kelas-kelas
sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
4.
Pertentangan politik : menyangkut
baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara
negara-negara yang berdaulat
5.
Pertentangan yang bersifat
internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian
merembes ke kedaulatan negara
Akibat-akibat
bentuk pertentangan
1.
Tambahnya solidaritas in-group
2.
Apabila pertentangan antara
golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah
sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
3.
Perubahan kepribadian para individu
4.
Hancurnya harta benda dan jatuhnya
korban manusia
5.
Akomodasi, dominasi, dan takluknya
salah satu pihak
Baik persaingan maupun pertentangan
merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang terdapat pada setiap
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar