Senin, 20 Oktober 2014

ilmu sosiologi

Senin, 24 Desember 2012

Interaksi Sosial Asosiatif



Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial sebagai proses sosial utama mempunyai dua bentuk pokok, yaitu:
1.      interaksi Asosiatif
2.      interaksi Disosiatif. 
 Dua macam pembedaan ini sebenarnya tidaklah berbeda. Interaksi asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menguatkan ikatan sosial, jadi bersifat mendekatkan atau positif, sedangkan interaksi disosiatif merupakan bentuk interaksi yang merusak ikatan sosial, bersifat menjauhkan atau negatif.
Interaksi sosial asosiatif, meliputi berbagai bentuk kerjasama, akomodasi, dan asimilasi. Interaksi disosiatif meliputi bentuk-bentuk seperti persaingan/kompetisi, pertikaian/konflik, dan kontravensi.

  •   Interaksi Asosiatif

Interaksi asosiatif bersifat menguatkan ikatan sosial, cenderung continue atau berkelanjutan. Hal itu disebabkan karena hal-hal berikut:
·         didasarkan kepada kebutuhan yang nyata
·         memperhitungkan efektivitas
·         memperhatikan efisiensi
·         mendasarkan pada kaidah-kaidah atau nilai dan norma sosial yang berlaku
·         tidak memaksa secara fisik dan mental.
v  Macam-macam bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif:
1. Kerjasama
Kerjasama dalam konteks interaksi sosial asosiatif adalah dua atau lebih orang/kelompok melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bermasyarakat. Proses ini timbul ketika orang-orang menyadari adanya kepentingan yang sama pada saat bersamaan, dan mempunyai pengertian bahwa kepentingan yang sama tersebut dapat lebih mudah dicapai apabila dilakukan bersama-sama.
Ø  Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kerjasama berupa:
  • menghadapi tantangan bersama,
  • menghadapi pekerjaan yang memerlukan tenaga massal,
  • melaksanakan upacara keagamaan,
  • menghadapi musuh bersama,
  • memperoleh keuntungan ekonomi,
  • untuk menghindari persaingan bebas, menggalang terjadinya integrasi sosial (keutuhan masyarakat)
Ø  Bentuk-bentuk kerjasama
  • Bargaining: bentuk kerjasama dimana adanya pertukaran barang atau jasa di antara dua individu/kelompok
  • Kooptasi: bentuk kerjasama yang berupa penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan untuk menghindari kegoncangan stabilitas kelompok
  • Koalisi: bentuk kerjasama dimana adanya penggabungan dua kelompok atau lebih yang mempunyai tujuan sama
2. Akomodasi
Akomodasi dapat berarti proses atau keadaan. Sebagai proses, akomodasi merupakan upaya-upaya menghindarkan, meredakan atau mengakhiri konflik atau pertikaian. Sebagai keadaan, akomodasi merupakan keadaan di mana hubungan-hubungan di antara unsur-unsur sosial dalam keselarasan dan keseimbangan, sehingga warga masyarakat dapat dengan mudah menyesuaikan dirinya dengan harapan-harapan atau tujuan-tujuan masyarakat.
Gillin dan Gillin menyatakan bahwa akomodasi merupakan istilah yang dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan keadaan yang sama dengan pengertian adaptasi yang digunakan oleh para ahli biologi untuk menggambarkan proses penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungan alam di mana ia hidup.
Ø  Tujuan akomodasi:
  • Untuk mengurangi pertentangan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akibat perbedaan faham. Dalam hal ini akomodasi diarahkan untuk memperoleh kesepakatan baru dari faham-faham yang berbeda.
  • Untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu
  • Untuk memungkinkan dilangsungkannya kerjasama di antara individu-individu atau kelompok-kelompok yang karena faktor psikologi atau kebudayaan menjadi terpisah satu dari lainnya
  • Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok yang sebelumnya terpisah
Ø  Bentuk-bentuk akomodasi:
·         Kompromi: pihak yang bertikai saling mengurangi tuntutan
·         Toleransi: saling menghargai, menghormati, membiarkan di antara pihak-pihak yang sebenarnya saling berbeda
·         Konsiliasi: usaha yang bersifat kelembagaan untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai sehingga dicapai kesepakatan bersama
·         Koersi: keadaan tanpa konflik karena terpaksa; akibat dari berbedanya secara tajam kedudukan atau kekuatan di antara fihak-fihak yang berbeda, misalnya antara buruh–majikan, orangtua-anak, pemimpin-pengikut, dan seterusnya
·         Mediasi: penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang netral sebagai penasehat
·         Arbitrasi: penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang berwenang untuk mengambil keputusan penyelesaian
·         Stalemate: perang dingin, yakni keadaan seimbang tanpa konflik karena yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang
  • Displacement: menghindari konflik dengan mengalihkan perhatian
  • Ajudikasi: penyelesaian konflik melalui proses hukum
3. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang ditandai oleh adanya upaya-upaya mengurangi perbedaan, sikap dan proses-proses mental di antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok dengan memperhatikan kepentingan atau tujuan bersama.
Ø  Asimilasi akan terjadi apabila:
  • dua kelompok yang berbeda kebudayaan
  • individu/warga kelompok saling bertemu dan bergaul intensif dalam waktu yang lama, sehingga
  • terjadi kontak kebudayaan (akulturasi) yang memungkinkan dua kelompok yang berbeda itu saling mengadopsi (meminjam) unsur-unsur kebudayaan
  • cara hidup dan kebudayaan dua kelompok itu saling menyesuaikan diri sehingga masing-masing mengalami perubahan
  • kelompok-kelompok tersebut melebur membentuk kelompok baru dengan cara hidup dan kebudayaan baru yang berbeda dari kelompok asal
Ø  Interaksi sosial yang menghasilkan asimilasi (bersifat pendekatan):
  • tidak mengalami hambatan dan pembatasan
  • interaksi berlangsung primer
  • interaksi berlangsung dengan frekuensi yang tinggi dan dalam keseimbangan
Ø  Hal-hal yang mempermudah asimilasi:
  • toleransi
  • kesempatan yang seimbang dalam proses ekonomi
  • sikap menghargai orang asing dengan segenap kebudayaannya
  • sikap terbuka dari golongan yang berkuasa (elite/the rulling class)
  • persamaan unsur-unsur kebudayaan
  • perkawinan campuran (amalgamasi)
Ø  Hal-hal yang menghambat asimilasi:
  • terisolirnya suatu kelompok
  • kurangnya pengetahuan terhadap kebudayaan lain
  • adanya prasangka terhadap kebudayaan lain
  • penilaian bahwa kebudayaan kelompoknya lebih tinggi derajatnya (ethnosentrisme)
  • Loyalitas yang berlebihan kepada kelompok bawaan lahirnya (primordialisme)
  • in group feeling yang kuat
  • perbedaan warna kulit dan ciri-ciri badaniah (ras)

1 komentar:

kita juga punya nih artikel mengenai 'Interaksi Sosial', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1393/1/11207518.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat
Balas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar